Minggu, 02 Oktober 2011

Ragam Bahasa

Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dikemukakan beberapa penggolongan ragam bahasa. Pertama, ragam menurut golongan penutur bahasa dan ragam menurut jenis pemakaian bahasa. Ragam yang ditinjau dari sudut pandangan penutur terdiri atas:
(1) ragam daerah,
(2) ragam pendidikan, dan
(3) sikap penutur.
Ragam daerah dikenal dengan nama logat atau dialek. Logat daerah kentara karena tata bunyinya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, intonasi, panjang-pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda. Ragam pendidikan dapat dibagi atas ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku. Ragam baku menggunakan kaidah bahasa yang lebih lengkap dibandingkan dengan ragam tidak baku. Ciri ragam baku adalah:
(a) memiliki sifat kemantapan dinamis artinya memiliki kaidah adan aturan yang relatif tetap dan luwes,
(b) kecendekiaan artinya sanggup mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di pelbagai ilmu dan teknologi, dan
(c) bahasa baku dapat mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis dan masuk akal.
Ragam bahasa menurut sikap penutur mencakup sejumlah corak bahasa Indonesia yang masing-masing pada asasnya tersedia bagi tiap-tiap pemakai bahasa. Ragam ini biasa disebut langgam atau gaya. Langgam atau gaya yang dipakai oleh penutur bergantung pada sikap penutur terhadap orang yang diajak berbicara atau terhadap pembacanya. Sikap penutur dipengaruhi antara lain oleh umur dan kedudukan yang disapa, pokok persoalan yang hendak disampaikannya, dan tujuan penyampaian informasinya. Perbedaan berbagai gaya itu tercermin dalam kosakata dan tata bahasa (Depdikbud, 1988).
Sebelum lanjut mempelajari materi, cobalah kerjakan latihan berikut!

Bagaimana gaya bahasa Anda jika memberikan laporan kepada Kepala Sekolah. Apakah ada perbedaan gaya bahasa pada saat Anda berbicara dengan keluarga di rumah? Apa perbedaannya?

Rambu-rambu pengerjaan latihan.
Ingatlah, saat memberi laporan dengan kepala sekolah, apakah kosakata dan kalimat yang dipergunakan berbeda dengan kosakata dan kalimat yang dipergunakan pada saat berbicara dengan keluaraga di rumah? Kalau berbeda, apa perbedaannya?

Apakah Anda sudah menyelesaikan tugas di atas? Kalau sudah, baca baik-baik uraian berikut agar pemahaman Anda tentang ragam bahasa lebih kaya.
Ragam bahasa menurut jenis pemakaiannya dapat diperinci atas:
(1) ragam dari sudut pandangan bidang atau pokok persoalan,
(2) ragam menurut sarananya, dan
(3) ragam yang mengalami gangguan pencampuran.
Ragam dari sudut pandangan bidang atau pokok persoalan mengandung maksud bahwa ragam bahasa antara bidang tertentu dengan bidang yang lain atau pokok persoalan tertentu dengan pokok persoalan yang adalah berbeda. Misalnya, ragam bahasa dalam bidang agama berbeda dengan bidang politik. Perbedaan tersebut terutama dalam hal istilah atau ungkapan khusus.
Ragam bahasa menurut sarananya terdiri atas:
(1) ragam lisan, dan
(2) ragam tulisan.
Makna ragam lisan diperjelas dengan intonasi yaitu: tekanan, nada, tempo suara, dan perhentian. Sedangkan penggunaan ragam tulisan dipengaruhi oleh bentuk, pola kalimat, dan tanda baca.
Nah, sekarang kerjakan dulu tugas berikut!
Menurut Anda, manakah yang lebih berat penggunaannya, apakah ragam lisan atau tulisan? Apa alasan Anda?

Rambu-rambu pengerjaan latihan.
Anda pasti tidak kesulitan mengerjakan tugas tersebut. Untuk membuktikan mana di antara kedua ragam yang berat, Anda dapat mencoba/berlatih menyampaikan sebuah informasi. Pertama-tama sampaikanlah secara lisan kemudian sampaikan secara tertulis. Mana yang sulit?

Selain klasifikasi di atas, ragam bahasa dapat pula diklasifikasikan berdasarkan bidang wacana. Dengan dasar ini ragam bahasa dapat dibedakan atas:
(1) ragam ilmiah yaitu bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah, ceramah, tulisan-tulisan ilmiah;
(2) ragam populer yaitu bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari dan dalam tulisan populer (Santoso dkk, 2004).


Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.

Fungsi Bahasa Dalam Masyarakat :
1.    Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2.    Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3.    Alat untuk mengidentifikasi diri.

Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :
1.    Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
2.    Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
3.    Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
4.    Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
5.    Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
6.    Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
Oleh karena itu kita sebagai generasi penerus bangsa, jika ingin bahasa Indonesia bisa lebih bermakna sebaiknya generasi muda yaitu :
·     Menggunakan selalu bahasa Indonesia yang baik dan Benar
·     Menuliskan bahasa Indonesia dengan sempurna
·     Terus melakukan perkembangan untuk Bahasa Indonesia itu sendiri agar lebih bernilai.
Mengapa demikian ? Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai – nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebanggaan ini , bahasa Indonesia kita pelihara dan kita kembangkan serta rasa kebanggaan pemakainya senantiasa kita bina.
Sebagai lambang identitas nasional,bahasa Indonesia kita junjung disamping bendera dan lambang Negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur – unsur bahasa lain.
Mari sama-sama kita mengharumkan Bangsa Indonesia dengan memperbaiki bahasa-bahasa yang Kita gunakan karena Bahasa Indonesia merupakan citra diri Bangsa Indonesia !!